Benarkah Fakta Penurunan Tanah di Jakarta Akibat Pengambilan Air Tanah?

LinkedIn
Email
WhatsApp
Penurunan Tanah di Jakarta

Penurunan tanah di Jakarta telah menjadi masalah serius yang mengancam infrastruktur kota, keamanan, hingga kesejahteraan warganya. Banyak ahli mengaitkan fenomena ini dengan penggunaan air tanah yang tidak terkendali, dan berbagai penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi air tanah memang berkontribusi besar terhadap fenomena ini. 

Coba kita kupas lebih jauh tentang apa itu penurunan tanah, bagaimana air tanah berperan dalam proses tersebut, serta solusi yang mungkin diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini di Jakarta.

Apa itu Penurunan Tanah?

Penurunan tanah atau subsidence adalah proses di mana permukaan tanah mengalami penurunan secara bertahap akibat hilangnya volume material di bawah permukaan. Di kota-kota pesisir seperti Jakarta, penurunan tanah menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan karena turut meningkatkan risiko banjir rob, yaitu banjir akibat naiknya permukaan laut yang dapat melanda area rendah. 

Fenomena penurunan tanah ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga infrastruktur seperti gedung, jalan, dan jembatan yang bisa mengalami kerusakan akibat perubahan ketinggian tanah.

Menurut berbagai kajian, tingkat penurunan tanah di Jakarta bervariasi dari satu area ke area lainnya, mulai dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 10 sentimeter per tahun. Daerah-daerah seperti Jakarta Utara dan Jakarta Barat diketahui memiliki tingkat penurunan yang paling signifikan. Dalam jangka panjang, penurunan ini menimbulkan kerugian ekonomi yang besar serta mengancam keselamatan penduduk.

Penyebab Utama Penurunan Tanah di Jakarta

Meskipun penurunan tanah bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas geologi dan pemadatan alami lapisan tanah, penggunaan air tanah secara berlebihan adalah salah satu faktor utama yang memicu penurunan tanah di Jakarta. Berikut ini beberapa penyebab utama penurunan tanah di Jakarta:

  1. Ekstraksi Air Tanah Berlebih
    Pengambilan air tanah yang berlebihan mengurangi volume air dalam akuifer, lapisan di bawah permukaan tanah yang menyimpan air. Ketika air dalam akuifer diambil, tekanan pada lapisan tanah tersebut berkurang, menyebabkan tanah mengalami pemadatan. Hal ini mengakibatkan penurunan tanah yang semakin parah dari waktu ke waktu, terutama di area perkotaan dengan populasi tinggi.
  2. Urbanisasi dan Beban Bangunan
    Jakarta mengalami urbanisasi pesat yang berdampak pada bertambahnya beban bangunan di atas tanah. Beban infrastruktur berat, seperti gedung bertingkat dan jalan raya, memberikan tekanan yang signifikan pada lapisan tanah. Penambahan beban ini mempercepat proses penurunan tanah, terutama ketika lapisan tanah di bawahnya mengalami pemadatan.
  3. Faktor Geologi dan Pemadatan Alami
    Secara alami, lapisan tanah akan mengalami pemadatan karena faktor geologi seperti pergerakan lempeng dan pengendapan material. Meskipun faktor ini merupakan proses alamiah, pemadatan ini bisa diperparah oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan air tanah dan beban bangunan.

Benarkah Penggunaan Air Tanah Berlebihan Penyebab Utama?

Banyak penelitian dan pakar menyatakan bahwa penggunaan air tanah secara berlebihan adalah faktor utama penurunan tanah di Jakarta. Sebagian besar pasokan air bersih di Jakarta diambil langsung dari tanah, terutama di area yang tidak terjangkau oleh jaringan pipa PDAM. Data menunjukkan bahwa permintaan air tanah meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri.

Jakarta Utara, yang banyak menggunakan air tanah sebagai sumber utama, menunjukkan tingkat penurunan tanah yang paling tinggi. Ketika air tanah ditarik dalam jumlah besar, lapisan tanah kehilangan penyangganya, sehingga tanah menjadi lebih padat dan mengalami penyusutan. Proses inilah yang menyebabkan penurunan permukaan tanah.

Di samping itu, kebijakan pengelolaan air tanah di Jakarta masih lemah. Banyak industri dan gedung tinggi yang menggunakan sumur bor tanpa izin resmi atau dengan pengawasan yang minim, sehingga penggunaan air tanah sulit dikontrol. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat ekstraksi air tanah yang semakin mempercepat penurunan tanah.

Dampak Penurunan Tanah di Jakarta

Penurunan tanah yang terjadi di Jakarta membawa berbagai dampak serius yang berpotensi membahayakan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan kota, di antaranya:

  1. Meningkatkan Risiko Banjir
    Penurunan tanah membuat permukaan kota semakin rendah dibandingkan dengan permukaan laut, sehingga meningkatkan risiko banjir, terutama banjir rob yang berasal dari laut. Daerah Jakarta Utara yang kerap mengalami banjir rob menjadi semakin rentan seiring dengan penurunan tanah yang terjadi.
  2. Kerusakan Infrastruktur
    Infrastruktur seperti jalan, gedung, dan jembatan rentan rusak akibat pergeseran tanah yang tidak merata. Kerusakan ini memerlukan biaya perbaikan yang tinggi dan mengganggu aktivitas masyarakat.
  3. Gangguan Ekonomi dan Sosial
    Penurunan tanah juga berdampak pada kegiatan ekonomi. Aktivitas bisnis dan perdagangan terganggu akibat banjir dan kerusakan infrastruktur. Dampak sosial pun dirasakan oleh masyarakat, terutama di daerah yang terkena banjir berulang dan perubahan kondisi lingkungan.

Solusi Mengatasi Penurunan Tanah di Jakarta

Mengatasi penurunan tanah di Jakarta memerlukan upaya yang terpadu, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun pelaku industri. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:

  1. Mengurangi Penggunaan Air Tanah
    Penggunaan air tanah harus dikurangi secara signifikan dengan mendorong masyarakat dan industri untuk beralih ke sumber air permukaan atau jaringan pipa PDAM. Pemerintah dapat memperketat pengawasan izin penggunaan air tanah serta memberikan sanksi tegas bagi pelanggar.
  2. Pembangunan Infrastruktur Penahan Banjir
    Pembangunan infrastruktur seperti tanggul laut dan sistem drainase yang efektif dapat membantu mengurangi risiko banjir akibat penurunan tanah. Proyek seperti National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau tanggul raksasa di pantai utara Jakarta bertujuan melindungi Jakarta dari banjir rob.
  3. Pemantauan dan Pengelolaan Tanah
    Pemerintah perlu meningkatkan pemantauan terhadap tingkat penurunan tanah di Jakarta dengan teknologi seperti GPS dan penginderaan jauh. Data ini berguna untuk merancang kebijakan tata ruang dan penggunaan lahan yang tepat.
  4. Kampanye Hemat Air dan Reboisasi
    Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menghemat air serta melestarikan lingkungan dapat membantu mengurangi tekanan terhadap penggunaan air tanah. Reboisasi atau penghijauan juga berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem yang dapat membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah.

Fenomena penurunan tanah di Jakarta memang sebagian besar disebabkan oleh penggunaan air tanah yang tidak terkendali. Tanpa adanya perubahan dalam pengelolaan sumber daya air dan tata kota yang lebih berkelanjutan, masalah ini akan terus memburuk dan mengancam keberlangsungan kota serta kesejahteraan warganya. 

Upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini dan menjaga Jakarta dari dampak penurunan tanah yang lebih serius di masa mendatang.

Sobat juga bisa menggunakan air dari PDAM untuk mengatasi terus tergerusnya air tanah. Tapi gak cukup sampai disana, kamu juga butuh water filter terbaik, guna menjaga kualitas air jadi lebih baik sebelum digunakan ya.

Water filter dari CV. Nagamas Prima Enterprise jadi solusi terbaik kamu untuk menunjang air bersih dari PDAM yang kamu gunakan. Hubungi kami sekarang untuk water filter terbaik dirumah atau pada tempat usaha kamu.

Baca Artikel Terkait Lainnya…

air di hotel
Berita
nagamas admin 2

Standar Air Bersih untuk Hotel di Jakarta

LinkedIn Email WhatsApp Air bersih adalah salah satu komponen penting dalam industri perhotelan, terutama untuk memenuhi kebutuhan tamu serta menjaga reputasi hotel dalam hal kenyamanan dan kebersihan.  Hotel-hotel di Jakarta,

Baca Lebih Lanjut »